Tuesday 12 January 2016

Inilah Alasan Mengapa Gafatar Di Ikuti Bayak Orang

JAKARTA  — Sebuah kelompok yang bernama Gerakan Fajar Nusantara Atau Gafatar beberapa hari ini telah menjadi sorotan Publik. Di sejumlah wilayah, ormas yang banyak merekrut  kader-kader terutama kaum intelektual ini dikategorikan sebagai aliran sesat oleh Kantor wilayah agama setempat. 

Apa yang membuat kelompok Gafatar tetap diikuti banyak orang?

"Kelompok ini menganut prinsip kasih sayang dan antikekerasan. Jika ada kelompok radikal, mereka (Gafatar) ini adalah antitesisnya," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan di Kompleks Mabes Polri pada Selasa (12/1/2016).

Anton juga mengatakan, pengikut Gafatar ingin mengambil jalan pintas lantaran di organisasi itu, mereka tidak harus menjalankan sejumlah peribadatan.

"Muslim, tetapi tidak perlu shalat, tidak perlu puasa, yang penting kasih sayang," lanjut Anton.

Di beberapa daerah Kelompok Gafatar menggunakan modus dengan mengelar acara bakti sosial untuk menjaring umat.Walau demikian,Polri dan Kementrian Agama telah berdiskusi,kelompok Gafatar dianggap organisasi yang menyimpang dari kaidah islam.

Meski organisasi ini diangap menyimpang, Kepolisian hingga saat ini belum memiliki catatan potensi gangguan keamanan yang di timbulkan organisasi ini.

Oleh karena itu, Pihak Kepolisian kini tetap waspada dan mereka sedang memetakan dimana saja kelompok Gafatar ini berada,” kata  Anton.
Namun dia menganalisa bahwa  pimpinan Gafatar sedang melakukan konsolidasi untuk mengumpulkan para mantan aktivis organisasi tersebut
"Yang dulu mungkin sudah jauh, diikat kembali, untuk konsolidasi kembali untuk mengadakan gerakan-gerakan mereka," katanya.
Polisi menduga seperti itu didasarkan kasus hilangnya Rica beserta anak nya 30 Desember lalu.
“Berdasarkan benang merah, yang sekarang direkrut dari tiga orang ini, Rica itu mantan aktivis Gafatar, dua saudaranya mantan aktivis Gafatar, Ibu DI itu juga mantan aktivis Gafatar, KL itu simpatisan Gafatar," ungkapnya.
Mereka Menyasar anak-anak muda
Dilain sisi di Yogyakarta, keluarga dari orang-orang 'hilang' yang diindikasi terkait organisasi Gafatar meminta agar polisi bergerak cepat mencari anggota keluarga mereka.
Muhammad Faried Cahyono adalah peneliti di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian di Universitas Gadjah Mada dan paman dari Diyah Ayu Yulianingsih, yang hilang sejak 11 Desember lalu dengan membawa anaknya Raina yang masih berusia 2 tahun. 
Dia melihat pola ini identik dengan korban hilang di Temanggung, Magelang, dan dalam kasus Rica. Faried melihat bahwa kelompok ini sengaja menyasar anak-anak muda, terutama mereka yang ahli informatika, pertanian, dan kedokteran.

“MUI sudah memutuskan Gafatar sebagai organisasi yang sesat, mungkin dari sisi HAM, ‘sesat’ itu, ya… tapi organisasi ini sudah nggak benar karena memisahkan anak-anak kami dari keluarga-keluarga yang normal untuk membuat kelompok sendiri. Kok sampai bisa-bisanya mereka mengajak orang pergi, itu apa?” ujar Faried.
Faried memperhatikan bahwa daya tarik kelompok ini bagi anak muda merupakan upaya-upaya alturilsme menbangun masyarakat,dan kini mereka membangun lahan pertanian dan kehutan untuk mendukung program ketahanan pangan presiden Jokowidodo.

“Pendekatannya beda-beda, untuk anak-anak yang ibadah salatnya rajin, diubah ibadahnya. Kalau anak-anak yang suka logika, main logika, kalau yang nggak bisa ngapa-ngapain, ditawari pekerjaan,” tambah Faried.
Selasa (12/1), dia melapor pada Polda DIY, Muhammadiyah, dan MUI DIY. Menurut Faried, Polda akan menindaklanjuti pihak-pihak yang terkait dengan Gafatar, sementara Muhammadiyah akan membentuk satu tim hukum untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut, dan MUI DIY akan berkoordinasi dengan Polda, mengingat bahwa mereka sudah menyatakan organisasi ini sesat pada 2006 lalu.



Location: Indonesia

0 comments:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com